3 Sifat Yang Harus Dihindari Di Dunia Kerja

Disaat bekerja, banyak sifat-sifat baik yang bisa kita kembangkan untuk menunjang karir. Namun, ada sifat-sifat yang perlu kita hindari. Simak penjelasannya

Dalam dunia kerja atau dunia professional, banyak sifat-sifat positif yang harus kita kembangkan. Seperti bekerja keras, aktif, saling menghormati, rajin, jujur, dan cerdas.

Dengan sifat-sifat positif, kita bisa mendapatkan impresi yang bagus dari rekan kerja. Dan juga biasanya dapat membantu kita mendapatkan promosi dalam pekerjaan.

Tapi kita juga harus berhati-hati, tidak semua sifat yang terlihat baik, memang baik untuk kita dan orang lain.

Berikut beberapa sifat yang harus dikurangi dalam dunia kerja:

Terlalu Banyak Basa-basi

Dari zaman dahulu, Indonesia mempunyai budaya basa-basi yang sangat melekat ke akar masyarakatnya. Setiap kali kita bertemu dengan orang lain, kita sering bertanya dengan pertanyaan yang sebenarnya tidak penting untuk ditanyakan.

Hal-hal seperti ini tentu bagus dalam kehidupan sosial, kita dapat mendapatkan cara untuk mendapatkan bahan obrolan dengan lawan bicara. Tapi dalam dunia profesional, kebanyakan basa-basi bisa menjadi berbahaya.

Basa-basi juga bisa menjadi penghambat dalam komunikasi yang efektif. Didalam dunia kerja yang serba cepat, kita dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan dengan waktu sesingkat mungkin. Hal ini tentunya tidak bisa dicapai dengan memulai percakapan dengan basa-basi.

Didalam dunia kerja yang produktif, pembahasan haruslah dibuat sesingkat dan sepadat mungkin. Agar tidak banyak waktu terbuang untuk hal-hal yang tidak perlu. Semakin banyak waktu yang terbuang, perusahaan bisa saja menjadi semakin tertinggal oleh kompetitor.

Jadi setiap memulai percakapan yang berhubungan dengan pekerjaan, sampaikan maksud dan tujuan tanpa basa-basi. Ini akan membuat pekerjaanmu dan pekerjaan orang lain lebih cepat selesai.

Ga Enakan

Stress ketika bekerja

Sifat yang satu ini sangat sering saya lihat di masyarakat Indonesia. Kebanyakan dari kita, sangat sulit untuk mengatakan “tidak” terhadap permintaan orang lain. Meskipun hal itu memberatkan dan merepotkan diri kita sendiri.

Didalam dunia kerja, sifat “ga enakan” ini akan sangat berbahaya bagi kita sendiri. Karena di dunia kerja, banyak orang bisa meminta tolong kepada kita untuk mengerjakan pekerjaannya. Padahal kita sendiri kadang masih sangat kesusahan dengan pekerjaan kita sendiri.

Kalau kita tidak bisa mengatakan “tidak”, maka pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita semakin banyak. Akhirnya hanya membuat mental kita semakin tertekan.

Tidak masalah sama sekali untuk mengatakan “tidak”. Karena kita sendirilah yang paling tahu tentang kapasitas diri dan pekerjaan masing-masing. Jika dirasa sudah terlalu banyak, tolak saja.

Sifat Anti Kritik

Marah di lingkungan kerja

Tidak semua, tapi sering kita temui orang Indonesia tidak menyukai kritikan, dan tidak tahu bagaimana cara menerima kritikan. Padahal kritikan sangat bisa dijadikan pondasi untuk mengembangkan diri.

Kritikan bukan berarti kebencian. Ketika orang lain memberikan kritik, itu berarti mereka menginginkan kita untuk berkembang, dan melakukan hal yang lebih baik lagi. Menepis setiap kritikan membuat kita menjadi rugi.

Sifat anti kritik ini hanya akan membuat kita tidak berkembang, dan tidak menciptakan lingkungan kerja yang seru. Ketika rekan kerja memberikan kritik, itu akan membuka sebuah ruang diskusi. Kita bisa menjelaskan kenapa kita melakukan hal itu, dan kita juga bisa mendapat pandangan baru tentang bagaimana orang lain melihatnya.

Jika setiap orang di lingkungan pekerjaanmu terbuka terhadap kritik, maka berarti kamu sudah berada di lingkungan kerja yang sehat.

Pemerintahan Buruk? Pejabat tidak Bisa Disalahkan

Kebijakan-kebijakan kontroversial

Beberapa waktu lalu, Bea Cukai mengeluarkan sebuah aturan yang menurut saya menyusahkan rakyatnya sendiri. Yang tidak berlaku untuk pejabat negara. hahaha . Baca beritanya disini.

Aturan yang dibuat yaitu, setiap warga negara Indonesia yang hendak bepergian keluar negeri, haruslah melaporkan barang apa saja yang mereka bawa, termasuk baju. Jika ada barang yang tidak dilaporkan, maka ketika kembali masuk ke Indonesia, barang tersebut dianggap import dan harus bayar bea.

Akhirnya kebijakan tersebut viral dan dibahas di platform X seperti twit berikut. Setelah mengalami banyak protes dari masyarakat, akhirnya kebijakan itu ditarik.

Kebijakan badut

Kebijakan lucu.

Lantas, saya berpikir kembali. Kenapa hal-hal seperti ini sering terjadi di Indonesia? Banyak aturan-aturan yang dibuat seolah-olah tidak dikaji secara dalam terlebih dahulu. Setelah menjadi kontroversi, aturan tersebut dicabut.

Seringnya pencabutan aturan kontroversial menjadi bukti bahwa aturan tersebut memang tidak dikaji secara mendalam. Jadi apakah pejabat-pejabat kita ini memang tidak mengkaji aturan-aturannya?

Entahlah, tapi yang jelas, hal-hal seperti ini sudah terjadi berulang-ulang. Buat aturan, menjadi kontroversi, dicabut. Saya jadi penasaran kenapa kita selalu mendapatkan pejabat-pejabat, dan pemimpin yang gini-gini aja? sangat sedikit sekali kebijakan-kebijakan revolusioner yang mengubah kehidupan masyarakat banyak ke arah yang lebih baik. Apakah kita kekurangan orang-orang pintar?

Pejabat adalah Cerminan Kita

Saya pikir, kenapa kita terus mendapatkan orang-orang yang tidak kompeten untuk menjabat adalah karena kebanyakan dari kita tidak kompeten menjadi rakyat yang baik. Masih banyak yang menganggap pendidikan tidak penting, malas membaca, kerusakan moral, dan lain sebagainya.

Pernah dengar kalimat ini? “Pemimpin adalah cerminan rakyatnya”.

Saya sering dengar itu, dan saya yakin betul dengan kalimat itu. Ibarat membeli satu papan telur yang kebanyakan busuk. Ketika kita ingin mengambil satu telur untuk disantap. Maka kemungkinan besar telur yang kita ambil itu adalah telur busuk. Karena di satu papan itu kebanyakan adalah telur busuk.

Begitulah saya pikir kenapa di negara kita ini, banyak pejabat bobrok. Korupsi dimana-mana, tidur disaat rapat, bolos, hanya pencitraan, dan lain sebagainya. Karena kebanyakan sifat-sifat kita adalah seperti itu.

Ketika di lampu merah, masih banyak yang korupsi dengan melanggar. Loh kenapa disebut korupsi? karena disaat lampu kita sudah merah, maka berarti itu adalah hak orang lain untuk melintas. Atau dengan berhenti jalur paling kiri, disaat seharusnya jalur kiri bisa digunakan oleh orang yang langsung belok kiri. Ini jelas mengambil hak orang lain.

Saat ditempat umum, masih banyak yang merugikan orang lain yaitu dengan membuang sampah sembarangan. Perilaku bodoh ini mengurangi keindahan tempat, merepotkan orang lain, merusak pemandangan, dan menambah penyakit. Bodoh.

Atau saat sedang mengantre hendak membayar belanjaan di minimarket, masih banyak orang yang menyalip antrian. Ini juga merupakan korupsi dengan mengambil hak orang lain.

Ketika hendak belanja di minimarket, tapi ada saja tukang parkir liar. Padahal, sudah jelas-jelas dibuat “Parkir Gratis” oleh pemilik lahan. Ini pungli. Mematikan bisnis orang lain. Calon pembeli menjadi malas untuk belanja karena harus bayar parkir yang jelas-jelas pungli.

dan masih banyak lagi.

Sekarang coba tanya, seberapa sering kamu melihat pemandangan-pemandangan seperti ini? setiap hari bukan? itulah cerminan masyarakat kita. Kalau kebanyakan masyarakat kita seperti itu, otomatis kebanyakan pejabat dan pemimpin kita juga akan seperti itu.

Apa yang bisa kita ubah?

Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah membuat diri kita menjadi manusia yang terdidik. Mulailah berubah dari hal-hal kecil. Contohnya seperti membuang sampah pada tempatnya, mematuhi peraturan berlalu-lintas, tidak membayar pungli, mengantri dengan baik dan disiplin.

Setelah kita bisa memperbaiki diri, kamu bisa menjadi contoh untuk orang-orang terdekatmu. Usahakan mereka bisa melihat perubahan-perubahan kecil itu. Ketika kamu sudah memberi contoh, orang-orang terdekatmu akan merasa tidak enak jika tidak mengikuti perubahan positif itu.

Kalau setiap orang mempunyai kesadaran untuk berubah jadi lebih, maka kita akan mulai menuai dampak positifnya dimasa mendatang dengan mendapatkan pemimpin-pemimpin dan pejabat yang cerdas serta kompeten. Karena, kita sudah bukan satu papan telur busuk lagi, melainkan telur-telur yang berkualitas.

Fenomena Muslimah yang Meninggalkan Hijab

Hijab merupakan perintah wajib dari Allah untuk semua muslimah. Sayangnya, saat ini banyak muslimah yang meninggalkan hijab dengan seribu alasan.

Intro

Sebelum saya memulai, saya ingin menyampaikan bahwa saya bukanlah alim ulama, ustadz, atau orang yang memiliki ilmu agama yang setara dengan mereka. Tetapi saya disini berposisi sebagai seorang muslim yang ingin bersuara dengan fenomena mulai abainya wanita muslimah saat ini dengan perintah tuhannya.

Baru-baru ini, heboh berita tentang salah seorang anak yang melepaskan hijabnya dengan alasan ingin mencari jati diri sendiri. Jujur saja, diawal membaca berita seperti ini saya sangat merasa familiar dengan alasan-alasan seperti ini. Kebanyakan wanita muslimah yang melepaskan hijabnya beralasan seperti itu, entah kenapa.

Seolah-olah perintah hijab ini, yang sudah diajarkan kepada mereka sedari kecil oleh orang tua hanyalah perintah kosong semata tanpa ada landasan apapun dan tanpa tujuan apapun. Padahal, perintah untuk berhijab ini sudah sangat jelas diwajibkan oleh Allah Subhanallahu Wataala, dalilnya banyak, bisa dicari sendiri.

Sebagai seorang muslim/muslimah, jika Allah sudah memerintahkan untuk melakukan sesuatu, maka jadi kewajiban kita untuk melakukannya. Ketika kita merasa belum mampu untuk berpakaian gamis kemana-mana, memakai kaos kaki, memakai cadar dan lain lainnya, bukan berarti kita harus menentang perintah berhijab ini, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat seolah-olah kita tidak percaya dengan perintah ini.

Jika kamu belum mau untuk berhijab secara sempurna, ya sudah, tanggungjawab ada pada dirimu sendiri. Di zaman yang serba dipenuhi dengan informasi seperti ini, rasanya tidak mungkin kamu tidak tau bahwa hijab ini adalah perintah atau kewajiban bagi seorang muslimah. Kamu bisa membaca dan menonton penjelasan oleh banyak ustadz/ustadzah tentang hijab sebagai kewajiban bagi seorang muslimah.

wanita muslimah berhijab

Mencari Jati Diri dengan Meninggalkan Hijab

Sebuah alasan yang tidak masuk akal ketika mencari jati diri dengan meninggalkan perintah Allah. Berhijab tidak pernah ditujukan menghalangi seorang wanita muslimah untuk mencari ilmu, belajar, beribadah, bekerja, menjadi ibu, dan hal-hal luar biasa lainnya. Jika kamu merasa kehilangan jati diri, akan sangat absurd beralasan hijab adalah yang menghalangimu untuk menemukan jati diri itu.

Ketika kamu tidak paham kenapa kamu disuruh berhijab, maka hal pertama yang paling masuk akal untuk dilakukan adalah BELAJAR, bukan justru malah meninggalkannya.

Lagipula, jati diri seperti apa yang ingin dicari dengan mengabaikan perintah tuhan?

Hubungan Berperilaku Baik dan Berhijab

Alasan selanjutnya biasanya disampaikan seperti ini, “Lebih baik tidak berhijab tapi berperilaku baik, dibandingkan dengan berhijab tapi tidak baik”. Pernyataan ini tentu cacat, karna tidak berhubungan sama sekali.

Karena, perintah untuk berhijab ini adalah WAJIB, tidak peduli apakah kamu masih berbuat dosa yang lain atau tidak. Sama halnya dengan solat, tidak peduli apakah kamu masih berbuat dosa yang lain atau tidak, kalau sudah masuk waktu solat, ya kamu harus solat.

Karena, kalau kita hanya mau melakukan perintah ini ketika sudah berprilaku baik atau ketika sudah bebas dari dosa, maka kita selamanya tak akan pernah melakukan perintah itu. Karena sejatinya, sebagai manusia, kita akan selalu melakukan dosa.

Berhijab tidak perlu menunggu menjadi sempurna. Tapi, belajarlah menjadi sempurna dengan berhijab.

Hijab Bukan Trend

Berhijab bukanlah trend yang bisa kamu tinggalkan kapan saja. Jika kamu memang mengaku sebagai muslimah, tentu ini harus selalu kamu lakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuannya.

Pada akhirnya, memang kamu bebas memilih untuk tetap meninggalkan hijab dengan seribu alasan, atau berpegang teguh pada perintah Allah. Semuanya akan kita pertanggungjawabkan di hari akhir.

5 Alasan Kenapa Bali Jadi Destinasi Wisata Turis Asing

Dari dulu Bali selalu menjadi pilihan utama turis asing. Selain karena keindahan alamnya, ada alasan lain kenapa Bali begitu menarik bagi wisatawan.

Intro

Bali adalah sebuah pulau yang terletak di bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara, Indonesia. Pulau ini berada di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok serta dikelilingi oleh Laut Bali di sebelah utara, Laut Selatan di sebelah selatan, Selat Badung di sebelah barat, dan Selat Lombok di sebelah timur. Secara geografis, Bali memiliki topografi yang sangat bervariasi mulai dari pantai-pantai indah hingga gunung-gunung tinggi seperti Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di pulau ini. Iklim tropis membuat Bali memiliki cuaca yang hangat sepanjang tahun dengan musim kemarau dan musim hujan yang cukup teratur. Dengan keindahan alamnya dan keragaman budayanya, Bali menjadi destinasi wisata populer bagi wisatawan dari seluruh dunia.

Setidaknya ada 5 alasan utama kenapa Bali menjadi destinasi utama bagi turis asing.

Alasan Bali Sebagai Destinasi Utama Turis Asing

Cuaca & Iklim

Turis asing sangat menyukai cuaca di Bali karena pulau ini menawarkan iklim tropis yang hangat sepanjang tahun. Dengan suhu rata-rata berkisar antara 26-30 derajat Celsius, wisatawan dapat menikmati matahari yang bersinar terang dan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan. Cuaca yang stabil dan cerah memungkinkan para wisatawan untuk menjelajahi berbagai tempat wisata dengan nyaman, mulai dari pantai-pantai indah hingga pegunungan hijau. Selain itu, musim kemarau dan musim hujan yang cukup teratur di Bali juga memberikan pengalaman berlibur yang menyenangkan bagi turis asing yang mencari liburan yang tenang dan menyegarkan.

Ketika di negara asalnya sedang libur musim dingin atau musim panas, mereka dapat menikmati indahnya cuaca yang bersahabat di Indonesia terutama di Bali.

Cuaca yang cerah di Nusa Penida, Bali

Warga Lokal yang Bersahabat

Masyarakat di Bali memiliki toleransi yang tinggi dan keramahan yang luar biasa terhadap turis asing, sehingga membuat mereka lebih bisa menerima kedatangan wisatawan dari luar negeri daripada di provinsi lain. Budaya lokal yang kaya akan nilai-nilai gotong royong dan sikap saling menghormati antar individu telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.

Selain itu, industri pariwisata yang merupakan tulang punggung ekonomi pulau ini juga memberikan kesadaran kepada penduduk setempat akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan para wisatawan. Dengan adanya pemahaman dan penghargaan terhadap berbagai budaya serta kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, masyarakat di Bali dapat menciptakan lingkungan yang ramah dan menyambut bagi turis asing untuk merasakan pengalaman liburan yang tak terlupakan di pulau dewata ini.

Beda halnya dengan beberapa provinsi lain di Indonesia, walaupun mempunya tempat yang tidak kalah indahnya dari Bali, tetapi kebanyakan masyarakatnya tidak siap menerima turis asing. Di beberapa kejadian malah ada masyarakat lokal yang mengejek turis, mengacungkan jari tengah, menaikkan harga sesuka hati dan masih banyak hal tidak nyaman lainnya yang dilakukan oleh warga setempat.

Budaya Asli yang Kaya dan Melekat Kuat

Bali merupakan destinasi wisata yang menarik karena pulau ini menawarkan keunikan budaya asli mereka yang kaya akan seni, tradisi, dan adat istiadat. Budaya Bali terkenal di seluruh dunia karena keindahan tari-tarian tradisionalnya, arsitektur pura-pura indah, dan kerajinan tangan yang sangat halus seperti ukiran kayu dan anyaman bambu.

Wisatawan dari berbagai negara tertarik untuk datang ke Bali untuk merasakan langsung keajaiban budaya ini serta berinteraksi dengan masyarakat lokal untuk memahami lebih dalam tentang warisan budaya yang mereka miliki. Dengan menghadirkan pengalaman autentik dan mendalam tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Bali, pulau ini berhasil memikat hati para turis untuk menjelajahi dan menyaksikan langsung pesona budaya asli yang dimiliki oleh pulau dewata tersebut.

Budaya Bali, Patung

Kebersihan Lokasi Wisata

Kebersihan tempat wisata di Bali merupakan salah satu alasan utama mengapa pulau ini menjadi destinasi wisata yang populer. Pemerintah dan masyarakat Bali sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan dan menjaga kelestarian alam, sehingga tempat-tempat wisata di pulau ini selalu terjaga keindahan dan keluar bersih.

Para pengelola tempat wisata serta masyarakat lokal aktif dalam program-program pembersihan lingkungan seperti beach clean-up dan kampanye anti-sampah plastik guna memastikan bahwa destinasi pariwisata di Bali tetap lestari dan ramah lingkungan.

Kebersihan yang terjaga ini memberikan kesan positif bagi para wisatawan yang datang berkunjung, menambah kenyamanan mereka dalam menikmati berbagai atraksi wisata di Bali serta menciptakan pengalaman liburan yang menyenangkan dan berkesan bagi setiap pengunjung.

Pemandangan yang bersih di Pantai Kuta, Bali
Pantai Kuta di Bali yang terjaga kebersihannya
Pemandangan Sawah yang Indah di Bali
Sawah yang indah di Bali

Banyaknya Pilihan Wisata

Bali menawarkan beragam pengalaman yang tak tertandingi, mulai dari pantai-pantai yang menakjubkan hingga air terjun megah, sawah-sawah hijau, dan masih banyak lagi. Baik seseorang mencari petualangan, relaksasi, atau imersi budaya, Bali memiliki sesuatu untuk semua orang.

Beragam atraksi yang ditawarkan, mulai dari kehidupan malam yang bersemangat, spot-surfing kelas dunia, retret yoga yang tenang, hingga upacara-upacara tradisional Bali, memastikan bahwa pengunjung terpesona oleh pesona pulau ini. Dengan lanskap dan aktivitas yang kaya, Bali terus menjadi destinasi yang dicintai bagi para wisatawan yang mencari pelarian yang tak terlupakan.

Pantai Sanur di Bali
Pantai Sanur, Bali
Pura Ulun Danu Beratan di Bali
Pura Ulun Danu Beratan, Bali

Baca Juga Konten Lainnya

Kebiasaan Bodoh Pengendara Indonesia: Banyak yang bikin kesal

Banyak pengendara yang egois dan tidak sabaran. Hal ini justru tindakan bodoh yang hanya akan merugikan dirinya sendiri dan pengendara lainnya.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengendara yang sangat banyak. Pengendara kendaraan bermotor di Indonesia itu sendiri sudah mencapai di angka 150 juta. Sangat banyak, ini sudah mencakup separuh dari jumlah penduduk Indonesia.

Namun ada beberapa kebiasaan pengendara Indonesia ini yang menurut saya bodoh dari pengendara-pengendara ini. Ya, betul bodoh.

Membuang sampah sembarangan

Ini kebiasaan yang sering bikin geleng-geleng kepala. Bagaimana bisa pengendara atau penumpang, dengan seenaknya membuang sampah ke jalan? Mungkin pengendara bodoh ini menganggap selama kita ada di jalan, kita bisa dengan bebas membuang sampah, karena kita tidak membuang sampah ke rumah/lingkungan orang lain.

Membuat Lingkungan Kotor

Ketika kamu membuang sampah sembarangan dari kendaraan, entah itu plastik, air, sisa makanan atau hal lain, sehingga akan membuat jalanan kotor. Lalu mungkin kamu berpikir “Ah, membuang 1 sampah plastik harusnya tidak masalah”. Bayangkan jika ada 100 orang saja dalam sehari beripikir hal yang sama. Tentunya ada 100 sampah kan? Lalu bayangkan jika dalam berbulan-bulan, dan bertahun-tahun orang tetap membuang sampah disana. Akibatnya terjadi penumpukan sampah!

Menyusahkan Orang lain

Selanjutnya, memang saat membuang sampah kita melemparnya ke jalan. Tapi, kamu tau ga ? kalau sampah itu bisa ditiup angin, akhirnya masuk ke halaman rumah orang lain ataupun ke sawah orang lain. Akibatnya ini bisa membuat repot orang lain. Kamu bayangkan saja, kalau itu terjadi pada rumahmu, atau pada kebunmu, bikin kesal kan?

Solusi

Jika kamu mengkonsumsi sesuatu saat berkendara, seperti air minum, cemilan, kue dan lain lain, maka SAMPAHNYA DISIMPAN DULU. Bisa kamu taruh di laci mobil, laci motor, atau di suatu plastik untuk menampung sementara. Kalau nanti sudah sampai tujuan, silahkan cari tempat sampah dan buang disana. Hal sederhana seperti ini harusnya bisa dengan mudah dilakukan.

Tidak Sabaran

Membunyikan klakson di lampu merah

Ini adalah kebodohan pengendara secara mental. Bayangkan, ketika di lampu merah, lampunya itu baru berubah menjadi hijau 1 detik yang lalu, dan sudah ada yang membunyikan klakson? Ini orang sepertinya sangat buru-buru. Lagi kebelet atau gimanakah bos?

Menyalip ketika macet

Ini adalah kebodohan pengendara Indonesia yang sangat tidak masuk akal. Ketika jalanan macet, pengendara-pengendara ini malah memaksakan untuk mengambil jalur kanan. Pada kasus ini, YA JELAS BAKAL NAMBAH MACET DONG! ketika pengendara di sisi kanan tidak bisa jalan, maka kemacetan akan tambah parah.

Seharusnya, ketika terjebak macet, mau sekosong apapun jalur disamping kamu, TETAPLAH ANTRI. Katanya benci korupsi, tapi kamu sendiri malah mengambil hak jalan orang lain.

Bisa kamu lihat dibawah ini, bagaimana masyarakat di negara maju itu tertib ketika terjadi kemacetan. Kalau ini terjadi di Indonesia, saya yakin banyak pengendara bodoh yang akan mengambil jalur disebelah kiri ini.

Kemacetan di negara-negara maju

Merokok saat diperjalanan

Merokok di kendaraan merupakan hal yang sangat berbahaya, terutama jika abu rokoknya dibuang keluar kendaraan. Karena abu rokok yang masih panas itu bisa mengenai mata orang lain, dan bisa saja menyebabkan kebutaan. Lagipula, jika ingin merokok berhentilah dulu dari motor anda, atau bagi yang memakai mobil, silahkan tutup kacamu dan nikmati sendiri asapnya.

Sudah berapa banyak kejadian yang membuat pengendara dibelakangnya kesakitan karena matanya kena abu rokok. Harusnya kita sama-sama bisa belajar.

Lihat juga postingan lain di:

Lembah Harau Seperti Mulai Kehilangan Identitas

Banyaknya pembangunan di Lembah Harau bisa menimbulkan dampak positif dan negatif. Pro dan kontra akan dilihat dari sisi ekonomi, lingkungan & budaya.

Apa Itu Lembah Harau ?

Lembah Harau merupakan salah satu tempat wisata alam yang sangat populer di Sumatera Barat, Indonesia. Lokasi tepatnya ada di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Terletak sekitar 200 kilometer dari arah Pekanbaru. Tapi walaupun jauh, Lembah Harau merupakan lokasi wisata pertama di SUMBAR yang paling mudah diakses oleh warga Pekanbaru yang ingin healing. Akses yang mudah dan dekat dari jalan utama membuat para wisatawan dari Pekanbaru dan dari daerah lain membuatnya semakin populer. Terutama setelah adanya pelebaran jalan di tahun 2018 dulu.

Lembah ini menawarkan pemandangan alam yang memukau dengan tebing-tebing curam, air terjun cantik, dan hamparan sawah hijau. Kawasan Lembah Harau juga dikenal sebagai surganya para pecinta hiking dan rock climbing karena topografinya yang menantang.

Pemandangan Tebing dan Sawah di Lembah Harau Dulu
Pemandangan sawah di Lembah Harau (dulu)

Tapi, foto-foto yang kamu lihat diatas adalah diwaktu dulu, ketika pembangunan di Lembah Harau belum semarak yang ada sekarang. Kita masih bisa melihat banyaknya sawah yang hijau di sepanjang jalan.

Mulai maraknya pembangunan

Di tahun 2015 keatas, di zaman sosial media seperti Instagram, Facebook, Path, dan Twitter mulai merajalela, Lembah Harau kebanjiran pengunjung. Sebelum era itu, Lembah Harau memang ramai, tapi hanya di hari-hari libur besar, di akhir pekan biasanya tidak seramai itu. Sekarang lembah harau selalu ramai, bahkan di hari kerja (Senin-Jumat). Di hari libur nasional ? jangan ditanya. Terlebih setelah pembangunan Kampung Eropa yang menarik banyak wisatawan.

Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Lembah Harau ini, membuat masyarakat di sekitar tentunya ingin memanfaatkan momen ini sebagai bisnis baru, yaitu dengan membuat bisnis penginapan/homestay, yang menurut saya pribadi hal ini bagus dalam sisi ekonomi karena sangat membantu masyarakat untuk menambah penghasilan.

Seringkali, di hari-hari libur nasional, wisatawan yang datang ke Lembah Harau tidak mendapatkan kamar sama sekali, karena sudah penuh di-booking oleh wisatawan lain. Bahkan banyak yang menggedor rumah warga sekedar menanyakan apakah mereka diperbolehkan menginap sementara di rumah warga atau tidak.

Hal ini menunjukkan demand atau permintaan yang besar terhadap penginapan di Lembah Harau ini. Dan tentunya bisa menjadi penghasilan tambahan yang menjanjikan. Sehingga membuat masyarakat dan pebisnis berlomba-lomba memanfaatkan kesempatan ini dengan membangun penginapan/homestay.

Ya, saya menyebut pebisnis, karena nyatanya bukan hanya masyarakat Lembah Harau asli yang menjalankan bisnis ini. Banyak masyarakat yang sudah menjual tanahnya kepada pebisnis dari luar daerah untuk mendapatkan uang dengan cepat.

Akhirnya, pemandangan kiri kanan yang sebelumnya penuh dengan sawah, sekarang dipenuhi dengan bangunan. Sekarang, di Lembah Harau sudah ada Hotel, “Theme Park”, Kafe, dan penginapan. Apakah ini baik atau buruk ? mari kita coba pandang dari berbagai sisi.

Pro dan Kontra

Saya ingin melihat arah perubahan Lembah Harau ini dari 2 sisi, yaitu Ekonomi dan Lingkungan & Budaya.

Ekonomi

Sebelum maraknya pembangunan di daerah wisata ini, banyak sawah yang terbentang di kiri kanan jalan raya. Jika kita melihat data seperti yang disampaikan pada artikel berikut , keuntungan petani padi dalam sekali panen itu berkisar Rp. 3.300.000 hingga Rp 5.000.000 per Hektar, dan itupun dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Dan itu berarti penghasilan petani maksimal berada di angka kira kira 30 ribu per hari.

Selanjutnya, dibandingkan dengan penghasilan dari sewa penginapan, mereka bisa mendapatkan sekitar Rp. 350.000 per kamar. Mari lakukan hitungan kasar, jika dalam sebulan satu kamar terisi sebanyak 4 malam saja, maka pendapatan kotornya yaitu sebanyak Rp. 1.400.000 per bulan. Jika dikalikan sebanyak 6 bulan, maka penghasilan kotornya yaitu Rp 8.400.000. Jika dikurangi dengan biaya laundry dsb, dengan anggapan biaya tersebut adalah 30% dari total keuntungan, maka pendapatan bersihnya adalah di sekitar angka 5 Juta rupiah.

Perbedaannya jauh. Dibandingkan dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Jika bertani, tentunya harus berpanas-panasan untuk menanam benih, menyiangi, dan memanen. Belum lagi petani harus menghadapi hama, dan terancam gagal panen. Sementara, mengelola penginapan tidak akan seberat itu.

Jadi otomatis masyarakat akan melihat ini sebagai jalan yang lebih enak untuk ditempuh.

Selain itu, dengan banyaknya wisatawan yang datang dan menginap, otomatis aktivitas ekonomi yang lain akan ikut naik. Seperti jual beli makanan, snack, sarapan dan lain-lain. Tentu ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Lingkungan & Budaya

Bicara dari sisi lingkungan, tentunya pembangunan yang marak ini akan memberikan nilai negatif. Banyaknya sawah-sawah, rawa, dan hutan yang dialihfungsikan menjadi bangunan, akan memberikan dampak terhadap ekosistem yang sudah ada.

Ironinya, Lembah Harau adalah objek wisata yang mengutamakan keindahan alamnya, sedangkan saat ini alamnya itu sendiri tidak lagi dijaga. Dulu, di kiri dan kanan jalan, kita bisa menikmati sawah-sawah yang membentang luas, beserta burung bangau yang mencari makan di sawah tersebut. Begitu indah.

Sekarang, pemandangan sawah itu sudah mulai sulit untuk didapat, karena sudah perlahan digantikan oleh bangunan-bangunan yang semakin banyak.

Selain itu, arsitektur yang digunakan tidak terlihat mencerminkan budaya dari masyarakat Minang itu sendiri. Kebanyakan, bangunan baru yang dibangun lebih bersifat modern. Bahkan dengan adanya kampung Eropa, dan theme park yang seolah-olah ingin meniru suasana luar negeri, seperti mempertegas bahwa tidak adanya kesadaran untuk menjunjung budaya dan identitas sendiri.

Peran Pemerintah

Pemerintah harusnya mulai bergerak bagaimana caranya untuk mengatasi hal ini. Perlunya sosialisasi yang intensif kepada masyarakat atas perlunya memperhatikan lingkungan dalam pembangunan, dan juga perlunya menerbitkan peraturan-peraturan yang tegas untuk menangani berkurangnya lahan hijau di daerah wisata.

Tanpa adanya pergerakan dari pemerintah, rasanya masyarakat tidak akan kunjung sadar, atau pemerintah daerahnya sendiri tidak sadar akan pentingnya menjaga kelestarian wisata ini?

Peran Masyarakat

Selanjutnya, masyarakat harus mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungannya sendiri. Karena hidup mereka bergantung pada keindahan alam, sedangkan yang terjadi saat ini, alam mereka terus mengalami kerusakan yang masif.

Selalu sediakan lahan hijau di sekitar bangunan yang akan dibuat, dengan begitu, pembangunan tetap berjalan, dan kerusakan lingkungan dapat diantisipasi atau dikurangi.