Pemerintahan Buruk? Pejabat tidak Bisa Disalahkan

Badut

Kebijakan-kebijakan kontroversial

Beberapa waktu lalu, Bea Cukai mengeluarkan sebuah aturan yang menurut saya menyusahkan rakyatnya sendiri. Yang tidak berlaku untuk pejabat negara. hahaha . Baca beritanya disini.

Aturan yang dibuat yaitu, setiap warga negara Indonesia yang hendak bepergian keluar negeri, haruslah melaporkan barang apa saja yang mereka bawa, termasuk baju. Jika ada barang yang tidak dilaporkan, maka ketika kembali masuk ke Indonesia, barang tersebut dianggap import dan harus bayar bea.

Akhirnya kebijakan tersebut viral dan dibahas di platform X seperti twit berikut. Setelah mengalami banyak protes dari masyarakat, akhirnya kebijakan itu ditarik.

Kebijakan badut

Kebijakan lucu.

Lantas, saya berpikir kembali. Kenapa hal-hal seperti ini sering terjadi di Indonesia? Banyak aturan-aturan yang dibuat seolah-olah tidak dikaji secara dalam terlebih dahulu. Setelah menjadi kontroversi, aturan tersebut dicabut.

Seringnya pencabutan aturan kontroversial menjadi bukti bahwa aturan tersebut memang tidak dikaji secara mendalam. Jadi apakah pejabat-pejabat kita ini memang tidak mengkaji aturan-aturannya?

Entahlah, tapi yang jelas, hal-hal seperti ini sudah terjadi berulang-ulang. Buat aturan, menjadi kontroversi, dicabut. Saya jadi penasaran kenapa kita selalu mendapatkan pejabat-pejabat, dan pemimpin yang gini-gini aja? sangat sedikit sekali kebijakan-kebijakan revolusioner yang mengubah kehidupan masyarakat banyak ke arah yang lebih baik. Apakah kita kekurangan orang-orang pintar?

Pejabat adalah Cerminan Kita

Saya pikir, kenapa kita terus mendapatkan orang-orang yang tidak kompeten untuk menjabat adalah karena kebanyakan dari kita tidak kompeten menjadi rakyat yang baik. Masih banyak yang menganggap pendidikan tidak penting, malas membaca, kerusakan moral, dan lain sebagainya.

Pernah dengar kalimat ini? “Pemimpin adalah cerminan rakyatnya”.

Saya sering dengar itu, dan saya yakin betul dengan kalimat itu. Ibarat membeli satu papan telur yang kebanyakan busuk. Ketika kita ingin mengambil satu telur untuk disantap. Maka kemungkinan besar telur yang kita ambil itu adalah telur busuk. Karena di satu papan itu kebanyakan adalah telur busuk.

Begitulah saya pikir kenapa di negara kita ini, banyak pejabat bobrok. Korupsi dimana-mana, tidur disaat rapat, bolos, hanya pencitraan, dan lain sebagainya. Karena kebanyakan sifat-sifat kita adalah seperti itu.

Ketika di lampu merah, masih banyak yang korupsi dengan melanggar. Loh kenapa disebut korupsi? karena disaat lampu kita sudah merah, maka berarti itu adalah hak orang lain untuk melintas. Atau dengan berhenti jalur paling kiri, disaat seharusnya jalur kiri bisa digunakan oleh orang yang langsung belok kiri. Ini jelas mengambil hak orang lain.

Saat ditempat umum, masih banyak yang merugikan orang lain yaitu dengan membuang sampah sembarangan. Perilaku bodoh ini mengurangi keindahan tempat, merepotkan orang lain, merusak pemandangan, dan menambah penyakit. Bodoh.

Atau saat sedang mengantre hendak membayar belanjaan di minimarket, masih banyak orang yang menyalip antrian. Ini juga merupakan korupsi dengan mengambil hak orang lain.

Ketika hendak belanja di minimarket, tapi ada saja tukang parkir liar. Padahal, sudah jelas-jelas dibuat “Parkir Gratis” oleh pemilik lahan. Ini pungli. Mematikan bisnis orang lain. Calon pembeli menjadi malas untuk belanja karena harus bayar parkir yang jelas-jelas pungli.

dan masih banyak lagi.

Sekarang coba tanya, seberapa sering kamu melihat pemandangan-pemandangan seperti ini? setiap hari bukan? itulah cerminan masyarakat kita. Kalau kebanyakan masyarakat kita seperti itu, otomatis kebanyakan pejabat dan pemimpin kita juga akan seperti itu.

Apa yang bisa kita ubah?

Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah membuat diri kita menjadi manusia yang terdidik. Mulailah berubah dari hal-hal kecil. Contohnya seperti membuang sampah pada tempatnya, mematuhi peraturan berlalu-lintas, tidak membayar pungli, mengantri dengan baik dan disiplin.

Setelah kita bisa memperbaiki diri, kamu bisa menjadi contoh untuk orang-orang terdekatmu. Usahakan mereka bisa melihat perubahan-perubahan kecil itu. Ketika kamu sudah memberi contoh, orang-orang terdekatmu akan merasa tidak enak jika tidak mengikuti perubahan positif itu.

Kalau setiap orang mempunyai kesadaran untuk berubah jadi lebih, maka kita akan mulai menuai dampak positifnya dimasa mendatang dengan mendapatkan pemimpin-pemimpin dan pejabat yang cerdas serta kompeten. Karena, kita sudah bukan satu papan telur busuk lagi, melainkan telur-telur yang berkualitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *