Intro
Sebelum saya memulai, saya ingin menyampaikan bahwa saya bukanlah alim ulama, ustadz, atau orang yang memiliki ilmu agama yang setara dengan mereka. Tetapi saya disini berposisi sebagai seorang muslim yang ingin bersuara dengan fenomena mulai abainya wanita muslimah saat ini dengan perintah tuhannya.
Baru-baru ini, heboh berita tentang salah seorang anak yang melepaskan hijabnya dengan alasan ingin mencari jati diri sendiri. Jujur saja, diawal membaca berita seperti ini saya sangat merasa familiar dengan alasan-alasan seperti ini. Kebanyakan wanita muslimah yang melepaskan hijabnya beralasan seperti itu, entah kenapa.
Seolah-olah perintah hijab ini, yang sudah diajarkan kepada mereka sedari kecil oleh orang tua hanyalah perintah kosong semata tanpa ada landasan apapun dan tanpa tujuan apapun. Padahal, perintah untuk berhijab ini sudah sangat jelas diwajibkan oleh Allah Subhanallahu Wataala, dalilnya banyak, bisa dicari sendiri.
Sebagai seorang muslim/muslimah, jika Allah sudah memerintahkan untuk melakukan sesuatu, maka jadi kewajiban kita untuk melakukannya. Ketika kita merasa belum mampu untuk berpakaian gamis kemana-mana, memakai kaos kaki, memakai cadar dan lain lainnya, bukan berarti kita harus menentang perintah berhijab ini, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat seolah-olah kita tidak percaya dengan perintah ini.
Jika kamu belum mau untuk berhijab secara sempurna, ya sudah, tanggungjawab ada pada dirimu sendiri. Di zaman yang serba dipenuhi dengan informasi seperti ini, rasanya tidak mungkin kamu tidak tau bahwa hijab ini adalah perintah atau kewajiban bagi seorang muslimah. Kamu bisa membaca dan menonton penjelasan oleh banyak ustadz/ustadzah tentang hijab sebagai kewajiban bagi seorang muslimah.
Mencari Jati Diri dengan Meninggalkan Hijab
Sebuah alasan yang tidak masuk akal ketika mencari jati diri dengan meninggalkan perintah Allah. Berhijab tidak pernah ditujukan menghalangi seorang wanita muslimah untuk mencari ilmu, belajar, beribadah, bekerja, menjadi ibu, dan hal-hal luar biasa lainnya. Jika kamu merasa kehilangan jati diri, akan sangat absurd beralasan hijab adalah yang menghalangimu untuk menemukan jati diri itu.
Ketika kamu tidak paham kenapa kamu disuruh berhijab, maka hal pertama yang paling masuk akal untuk dilakukan adalah BELAJAR, bukan justru malah meninggalkannya.
Lagipula, jati diri seperti apa yang ingin dicari dengan mengabaikan perintah tuhan?
Hubungan Berperilaku Baik dan Berhijab
Alasan selanjutnya biasanya disampaikan seperti ini, “Lebih baik tidak berhijab tapi berperilaku baik, dibandingkan dengan berhijab tapi tidak baik”. Pernyataan ini tentu cacat, karna tidak berhubungan sama sekali.
Karena, perintah untuk berhijab ini adalah WAJIB, tidak peduli apakah kamu masih berbuat dosa yang lain atau tidak. Sama halnya dengan solat, tidak peduli apakah kamu masih berbuat dosa yang lain atau tidak, kalau sudah masuk waktu solat, ya kamu harus solat.
Karena, kalau kita hanya mau melakukan perintah ini ketika sudah berprilaku baik atau ketika sudah bebas dari dosa, maka kita selamanya tak akan pernah melakukan perintah itu. Karena sejatinya, sebagai manusia, kita akan selalu melakukan dosa.
Berhijab tidak perlu menunggu menjadi sempurna. Tapi, belajarlah menjadi sempurna dengan berhijab.
Hijab Bukan Trend
Berhijab bukanlah trend yang bisa kamu tinggalkan kapan saja. Jika kamu memang mengaku sebagai muslimah, tentu ini harus selalu kamu lakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuannya.
Pada akhirnya, memang kamu bebas memilih untuk tetap meninggalkan hijab dengan seribu alasan, atau berpegang teguh pada perintah Allah. Semuanya akan kita pertanggungjawabkan di hari akhir.